satechainmedia.com- Ketika invasi Rusia ke Ukraina memasuki bulan ke dua, pejabat tinggi dari Internasional Monetary Fund (IMF) telah memperingatkan bahwa sanksi keuangan yang dikenakan pada negara penyerang, termasuk pembatasan pada bank sentralnya, dampaknya memiliki beberapa efek luas pada mata uang.
Gita Gopinath, wakil direktur utama IMF, percaya bahwa ada indikasi beberapa negara telah mulai “menegosiasikan ulang mata uang yang mereka bayarkan untuk perdagangan,”Ucapnya dalam wawancara finansial Times yang dikutip pada 31 maret lalu.
“Dollar akan tetap menjadi mata uang global utama bahkan di lanskap itu, tetapi fragmentasi pada tingkat yang lebih kecil tentu sangat menjadi mungkin,”Jelasnya.
Menurut Gopinath, situasi saat ini dapat mendorong adopsi mata uang selain dollar AS, termasuk cryptocurrency mulai dari stablecoin hingga mata uang Central Bank Digital Currency (CBDC) di seluruh dunia.
Dia juga memperingatkan kurangnya regulasi seputar cryptocurrency dan kebutuhan untuk mengatasi masalah ini sebelum adopsi yang semakin meluas.
“Semua ini akan mendapatkan perhatian yang lebih besar setelah episode baru-baru ini, yang membawa kita pada pertanyaan tentang regulasi internasional, ada celah yang harus di isi disana,”Ucapnya lagi.
Crypto dimasa perang
Pada Tanggal 24 Februari lalu, hari ketika pasukan Rusia memasuki Ukraina dalam operasi militer, khususnya pasar crypto bereaksi dengan aksi jual langsung yang menyebabkan kerugian lebih dari setengah milliar dollar.
Dengan lebih dari 90% Suplai Bitcoin (BTC) yang beredar, tingkat inflasinya turun menjadi 1,7% pada bulan maret, lima kali lebih rendah dari dollar AS, itu memposisikan Bitcoin sebagai aset lindung nilai inflasi yang layak bagi investor.
Pada gilirannya, pasar telah melakukan pemulihan yang luar biasa, dengan harga BTC yang bergerak melonjak naik sebanyak 35% sejak awal invasi dan mendorong pertumbuhan kapitalisasi seluruh pasar bersamanya, yang saat ini mencapai $2.12 triliun.
Perlu dicatat bahwa cryptocurrency telah membuktikan kegunaanya sebagai sarana untuk mendapatkan donasi atau bantuan dari orang-orang korban perang dimana pengiriman yang dilakukan bisa cepat sampai pada tujuan dan tepat sasaran.
Bukan itu saja, Karena sanksi keuangan yang dilakukan IMF dan berbagai negara Uni Eropa membuat Rusia dan banyak negara lain mulai melirik crypto dan mencoba untuk mengadopsinya, sebagai mata uang pengganti dollar yang tidak dikuasai oleh suatu kaum.
selain itu, mata uang crypto juga berguna sebagai tempat penyimpanan aset alternatif yang sangat efisiensi dan sebagai solusi bagi orang-orang yang ingin menyimpan hartanya dengan aman dari penjarahan perang dan sebagainya.