Satechainmedia.com- Dunia kripto kembali diguncang dengan skandal besar yang melibatkan meme coin LIBRA di Argentina. Pendiri proyek ini, Hayden Davis, kini berada dalam sorotan tajam setelah jaksa mempercepat penyelidikan terkait dugaan penipuan yang merugikan investor hingga mencapai US$100 juta. Bahkan, Interpol dikabarkan tengah mempertimbangkan penerbitan Red Notice untuk menangkap Davis.
Argentina Gencarkan Upaya Penangkapan dan Ekstradisi
Berdasarkan laporan terbaru dari media lokal Pagina12 pada 12 Maret 2025, pengacara Gregorio Dalbón secara resmi mengajukan permohonan kepada pengadilan Argentina untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional terhadap Davis.
Dalbón menegaskan bahwa pendiri meme coin LIBRA tersebut memiliki akses ke kekayaan besar serta koneksi global, yang berpotensi memudahkannya untuk melarikan diri. Terlebih lagi, Davis diketahui memiliki keterlibatan dalam proyek kripto kontroversial lainnya, seperti MELANIA.
“Dengan skala besar dari dugaan penipuan ini, serta dampaknya yang meluas, risiko Davis menghindari proses hukum sangat tinggi. Perannya sebagai tokoh sentral dalam peluncuran dan promosi LIBRA semakin memperkuat urgensi tindakan hukum terhadapnya,” ungkap Dalbón dalam permohonannya kepada pengadilan.
Penyelidikan ini dipimpin oleh jaksa Eduardo Taiano dan kini telah melebar hingga ke lingkaran dalam Presiden Argentina, Javier Milei. Pasalnya, Milei sempat mempromosikan LIBRA melalui akun media sosialnya, menjanjikan peluang ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat Argentina.
Namun, klaim yang menyebutkan bahwa saudara perempuan Milei, Karina Milei, menerima imbalan untuk memasarkan token ini telah dibantah secara tegas.
“Kabar bahwa saya atau Presiden Javier Milei menerima pembayaran untuk meluncurkan LIBRA adalah sepenuhnya tidak benar,” ujar Karina Milei.
Kerugian Investor Picu Gelombang Gugatan Hukum
Setelah anjloknya nilai LIBRA, banyak investor melaporkan kerugian besar, yang memicu tuntutan hukum secara masif. Gugatan pertama diajukan oleh ekonom Claudio Lozano bersama dengan pengacara Jonatan Baldiviezo dan Marcos Zelaya. Tak lama berselang, berbagai tokoh seperti Dalbón, anggota kongres Itaí Hagman, serta aktivis Juan Grabois juga ikut mengambil langkah hukum.
Salah satu korban yang mengalami kerugian besar adalah analis kripto Martín Romeo, yang sebelumnya mendukung kampanye Presiden Milei. Romeo bahkan mencoba membawa kasus ini ke meja hakim María Servini, namun pengajuan untuk menjadi penggugat ditolak karena masih belum jelas apakah kasus ini tergolong sebagai penipuan atau pelanggaran keuangan lainnya.
Namun, hakim Sandra Arroyo Salgado justru menerima kesaksian Romeo, yang berpotensi memicu sengketa yurisdiksi karena banyaknya pihak yang terlibat dalam kasus ini.
Davis Persiapkan Pembelaan, Interpol Bisa Turun Tangan
Setelah menghilang selama empat minggu, Hayden Davis akhirnya muncul dan menyatakan bahwa dirinya siap menghadapi pengadilan. Ia pun menunjuk firma hukum ternama dari Los Angeles, Waymaker Law, dengan pengacara Brian Klein sebagai pembelanya.
Klein sendiri dikenal sebagai pakar dalam menangani kasus kejahatan keuangan dan cryptocurrency, termasuk yang melibatkan Departemen Kehakiman AS dan SEC. Meski demikian, pengacara Gregorio Dalbón tetap mendesak agar Davis segera ditangkap sebelum ia memiliki peluang untuk melarikan diri.
“Davis harus segera ditahan dan Interpol Red Notice perlu diterbitkan untuk memfasilitasi proses ekstradisi,” tegas Dalbón.
Kasus ini terus berkembang, dengan kemungkinan lebih banyak tuntutan hukum yang akan diajukan dalam waktu dekat. Jika Interpol benar-benar turun tangan, skandal LIBRA bisa menjadi salah satu kasus penipuan terbesar dalam sejarah dunia kripto.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Satechain media di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.