Memuat harga kripto...
Satechain Media

Blockchain Venom Masuk Radar Akuisisi Fintech Raksasa China

SHARE

Satechainmedia.com- Perkembangan teknologi blockchain terus menarik perhatian global, Dari Eropa hingga Asia, perusahaan-perusahaan besar berlomba mengintegrasikan teknologi ini untuk memperkuat fondasi digital mereka Kini, sorotan tertuju pada Tiongkok atau china yang dikabarkan tengah mengincar Venom Foundation, platform blockchain berbasis Abu Dhabi.

Fintech China Lirik Akuisisi Venom

Menurut laporan media lokal Toutiao pada Kamis (04/09/2025), salah satu perusahaan fintech terbesar di China sedang menjajaki akuisisi terhadap teknologi blockchain milik Venom Foundation.

Apabila transaksi ini berhasil, langkah tersebut sejalan dengan ambisi Beijing untuk memperbarui infrastruktur keuangan domestik sekaligus memperkuat peran yuan dalam perdagangan internasional.

Fenomena serupa sebelumnya pernah terjadi. Akuisisi OSL asal Hong Kong oleh perusahaan Kanada sempat mengguncang pasar dan membuat harga saham melonjak. Namun, rencana akuisisi terhadap Venom dinilai lebih strategis karena teknologi yang ditawarkan berpotensi mengubah lanskap keuangan global.

Venom dan Agenda Digital Beijing

Venom dikenal sebagai blockchain Layer-0 yang dirancang untuk kebutuhan institusional. Hasil uji coba menunjukkan kemampuan hingga 150.000 transaksi per detik dengan finalisasi kurang dari tiga detik. Ditambah lagi, Venom dilengkapi fitur KYC dan AML, membuatnya menarik bagi lembaga di wilayah dengan regulasi ketat.

Ketertarikan Tiongkok terhadap Venom tidak terjadi begitu saja. Pada Mei 2025, Bank Sentral China bersama regulator keuangan merilis Guiding Opinion on Financial Support for New Industrialization, yang mendorong adopsi teknologi blockchain dan kecerdasan buatan di sektor keuangan.

Fokus utama kebijakan tersebut adalah pengembangan yuan digital dan stablecoin berbasis fiat, yang diharapkan mampu mempercepat settlement internasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Pentingnya peran stablecoin juga ditegaskan oleh Paul Chan, Sekretaris Keuangan Hong Kong. Dalam laporan SCMP Juni lalu, ia menyebut stablecoin sebagai alternatif biaya rendah di luar sistem keuangan tradisional yang bisa merevolusi pembayaran lintas batas dan pasar modal.

Jika akuisisi Venom benar-benar terwujud yang diperkirakan terjadi pada akhir 2025 hingga awal 2026 maka ini akan menjadi bukti bagaimana perusahaan fintech China memanfaatkan teknologi asing untuk mendorong agenda strategis dalam negeri.

Potensi Harga VENOM, Mampukah Tembus US$0,2?

Meski kabar akuisisi ramai diperbincangkan, harga token VENOM belum menunjukkan lonjakan berarti. Saat ini, VENOM masih diperdagangkan di kisaran US$0,15–US$0,157 dengan volume harian sekitar US$200 ribu.

Selama sebulan terakhir, harga aset ini relatif stagnan. Namun, sentimen positif mulai terbentuk setelah muncul laporan minat dari raksasa fintech China. Jika kesepakatan benar-benar terealisasi, peluang VENOM untuk menembus US$0,2 semakin terbuka.

Apalagi, tim Venom baru saja meluncurkan program airdrop Stage 3, yang berpotensi meningkatkan aktivitas jaringan sekaligus memperluas adopsi ekosistem.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, potensi akuisisi Venom oleh perusahaan fintech besar China bisa menjadi langkah penting dalam memperluas pengaruh digital Negeri Tirai Bambu. Bagi Venom sendiri, kabar ini dapat menjadi katalis yang memperkuat prospek ekosistem sekaligus mendongkrak minat investor terhadap token VENOM.


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Satechain media di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Privacy Overview

satechainmedia.com menggunakan Cookie untuk memastikan pengalaman terbaik bagi Anda .