Satechainmedia.com- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Selasa (26/8/2025) waktu setempat resmi memberhentikan Lisa Cook dari jajaran Board of Governors Federal Reserve (The Fed). Keputusan ini sontak menarik perhatian dunia karena dianggap menyentuh salah satu isu paling sensitif: independensi bank sentral AS.
Langkah mendadak tersebut menimbulkan kekhawatiran baru di pasar global, khususnya mengenai kemungkinan pelemahan dolar AS. Pemecatan ini dilakukan dengan dasar kewenangan eksekutif yang dimiliki presiden berdasarkan Article II Konstitusi AS dan Federal Reserve Act.
Alasan Trump pecat Lisa Cook
Alasan resmi yang disampaikan merujuk pada dugaan penyalahgunaan dokumen terkait kepemilikan properti pada 2021. Cook disebut mendaftarkan dua aset berbeda sebagai tempat tinggal utama, yang kemudian menimbulkan polemik administratif. Kasus tersebut kini telah dilimpahkan ke Departemen Kehakiman untuk ditindaklanjuti.
Namun, di balik alasan formal itu, banyak pihak menilai bahwa keputusan ini sarat dengan pertimbangan politik, terutama karena berlangsung di tengah meningkatnya tekanan Gedung Putih terhadap bank sentral.
Reaksi Pasar dan Dampak Kebijakan
Pasar keuangan langsung merespons kabar pemecatan ini. Dolar AS terlihat melemah terhadap sejumlah mata uang utama, sementara imbal hasil obligasi pemerintah jangka pendek menurun pada awal sesi perdagangan Asia. Investor memperkirakan pengganti Cook berpotensi mengambil sikap lebih longgar dalam kebijakan moneter, sehingga membuka ruang bagi penurunan suku bunga tambahan.
Meski respon awal pasar relatif terkendali, analis memperingatkan adanya risiko jangka menengah apabila tekanan politik terhadap The Fed terus berlanjut. Kondisi tersebut berpotensi menciptakan kurva imbal hasil yang lebih curam, dengan bunga jangka panjang lebih tinggi, sekaligus memicu pelemahan berkelanjutan pada dolar AS.
Selain itu, dinamika ini juga memberi sinyal bahwa proses pengambilan keputusan moneter AS semakin rentan terhadap campur tangan politik. Situasi seperti ini biasanya menambah ketidakpastian, baik bagi investor domestik maupun internasional, yang pada akhirnya dapat memengaruhi arus modal global.
Tekanan Gedung Putih terhadap The Fed
Dalam beberapa bulan terakhir, Trump semakin vokal mendorong The Fed agar mempercepat penurunan suku bunga demi mendukung pertumbuhan ekonomi. Pemecatan Lisa Cook dipandang sebagai langkah awal dari kemungkinan upaya lebih jauh untuk memengaruhi arah kebijakan moneter.
Jika tren ini berlanjut, maka independensi The Fed bisa semakin dipertanyakan, dan hal itu pada akhirnya berdampak langsung terhadap kredibilitas dolar di mata dunia.
Posisi Dolar Menurut Lembaga Keuangan Global
Meski situasi ini menimbulkan ketidakpastian, sejumlah lembaga keuangan besar menilai posisi dolar sebagai mata uang cadangan global masih tetap kuat. Saat ini, sekitar 58 persen cadangan devisa dunia masih berbentuk dolar AS.
Walaupun ada tanda-tanda diversifikasi ke aset lain seperti emas atau mata uang alternatif, dolar masih menjadi instrumen dominan dalam perdagangan internasional.
Kendati demikian, peluang pelemahan berkepanjangan tetap terbuka, terutama karena nilai dolar saat ini berada pada level yang relatif tinggi.
Kondisi ini membuatnya lebih rentan terhadap koreksi jika kepercayaan investor terhadap stabilitas kebijakan moneter AS semakin terkikis. Pola serupa pernah terjadi pada periode 2002 hingga 2008, ketika dolar mengalami pelemahan panjang akibat kombinasi faktor politik dan ekonomi global.
Ketidakpastian di Depan
Dengan latar belakang tersebut, pemecatan Lisa Cook bukan sekadar isu personal atau administratif, melainkan sebuah langkah politik yang membawa konsekuensi strategis. Pasar kini menanti siapa yang akan ditunjuk sebagai pengganti, serta bagaimana hubungan antara Gedung Putih dan Federal Reserve berkembang setelah keputusan ini.
Yang jelas, dinamika terbaru ini kembali menegaskan bahwa kekuatan dolar tidak hanya ditentukan oleh data ekonomi semata, tetapi juga oleh persepsi global terhadap independensi institusi moneter Amerika Serikat. Semakin besar intervensi politik, semakin tinggi pula risiko ketidakpastian yang membayangi mata uang paling berpengaruh di dunia tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Satechain media di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.