Indonesia Website Awards
Satechain Media

OKX Tutup Layanan DEX, Diduga Terkait dengan Lazarus Group

SHARE

Satechainmedia.com= Salah satu bursa kripto terbesar, OKX, baru saja menghentikan sementara layanan decentralized exchange aggregator (DEX) mereka. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap ancaman keamanan, di mana kelompok peretas asal Korea Utara, Lazarus Group, diduga memanfaatkan platform tersebut untuk aktivitas ilegal.

Dugaan Koneksi dengan Lazarus Group

OKX dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa mereka telah mengidentifikasi adanya aktivitas mencurigakan yang dilakukan oleh kelompok peretas yang dikenal dengan nama Lazarus Group. Para peretas ini diduga memanfaatkan layanan DeFi dari OKX untuk tujuan yang tidak sah.

“Kami mengambil tindakan penghentian sementara pada layanan agregator DEX kami untuk menanggulangi masalah pelabelan yang tidak lengkap dalam eksplorasi blockchain, sekaligus memperkuat fitur keamanan kami,” ujar pihak OKX pada Minggu (16/03/2025).

Bursa kripto ini juga menambahkan bahwa mereka menghadapi serangan terorganisir dari para peretas dan tekanan dari pesaing yang ingin merusak reputasi mereka.

Selain itu, langkah ini juga diambil seiring dengan penyelidikan terhadap kasus pencucian dana hasil peretasan Bybit. Sebelumnya, pada Januari 2024, Bybit mengalami peretasan besar yang melibatkan Lazarus Group, menyebabkan kerugian hingga US$1,5 miliar.

CEO Bybit, Ben Zhou, melaporkan bahwa sekitar US$100 juta dari dana hasil peretasan telah mengalir melalui OKX. Dari jumlah tersebut, sekitar 40.233 ETH masuk ke OKX, namun 23.553 ETH (senilai US$65 juta) tidak dapat dilacak.

Investigasi dan Sanksi yang Mengintai

Regulator Uni Eropa saat ini tengah menyelidiki apakah layanan DeFi OKX telah mematuhi regulasi Markets in Crypto-Assets (MiCA) setelah insiden ini. Menurut laporan Bloomberg yang dirilis pada 11 Maret 2025, OKX berpotensi menghadapi sanksi jika terbukti melanggar aturan operasional.

Meski demikian, OKX dengan tegas membantah keterlibatan mereka dalam skema pencucian uang oleh Lazarus Group. Mereka juga mengkritik tuduhan yang menurut mereka tidak berdasar.

“Kami menolak tuduhan tidak berdasar yang disebarluaskan oleh Bybit. Kami tidak memiliki keterlibatan dalam insiden ini, dan tuduhan tersebut hanya menyebarkan informasi yang menyesatkan,” ujar perwakilan OKX pada Selasa (11/03/2025).

Haider Rafique, Chief Marketing Officer OKX, menambahkan bahwa perusahaan telah berupaya untuk mencegah penyalahgunaan layanan mereka. Ia menegaskan bahwa OKX telah membekukan dana yang masuk ke platform mereka dan menerapkan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat.

Modus Operandi Lazarus Group

Selain OKX, Lazarus Group juga diketahui menggunakan berbagai metode untuk menargetkan bursa kripto dan layanan keuangan lainnya guna mencuci dana hasil kejahatan mereka. Salah satu platform yang mereka manfaatkan adalah eXch.

Namun, tidak seperti OKX yang segera membekukan dana mencurigakan, eXch justru menolak permintaan Bybit untuk memblokir alamat dompet yang diduga terkait dengan Lazarus Group. Pihak eXch mengklaim bahwa tuduhan tersebut merupakan upaya untuk merusak reputasi mereka.

“Kami tidak terlibat dalam pencucian uang untuk Lazarus Group atau Korea Utara. Tuduhan tersebut datang dari pihak-pihak yang ingin menghilangkan prinsip fungibilitas dan privasi dalam ekosistem kripto,” ujar pihak eXch di forum Bitcointalk.

Kasus ini semakin menegaskan pentingnya regulasi yang lebih ketat di sektor DeFi dan bursa kripto untuk mencegah eksploitasi oleh kelompok peretas dan aktor jahat lainnya.


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Satechain media di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Privacy Overview

satechainmedia.com menggunakan Cookie untuk memastikan pengalaman terbaik bagi Anda .