Satechainmedia.com- Industri kripto kembali diguncang Kali ini, bukan karena faktor internal, melainkan kabar dari dua kekuatan ekonomi dunia Amerika Serikat (AS) dan Jepang yang memicu gelombang kekhawatiran di kalangan investor aset digital.
Melalui video analisis terbarunya, pakar kripto Lark Davis membedah situasi ekonomi terkini yang berdampak besar pada pasar, Dari pemangkasan peringkat kredit AS hingga peringatan mengkhawatirkan dari Jepang, semua menjadi bagian dari lanskap yang semakin dinamis.
Peringkat Kredit AS Dipotong, Tapi Pasar Tenang Saja
Salah satu kabar yang mencuat adalah langkah Moody’s memangkas peringkat utang pemerintah AS dari AAA ke AA+. Langkah ini menjadikan Moody’s sebagai lembaga ketiga setelah S&P dan Fitch yang mengambil tindakan serupa dalam satu dekade terakhir.
Meski tampak signifikan, Lark menilai reaksi pasar relatif dingin. “Pasar hanya turun sekitar 1% di sesi futures. Itu penurunan ringan, bukan sesuatu yang bisa dikategorikan sebagai kepanikan,” ujarnya sambil menyiratkan bahwa pelaku pasar belum menganggap ini sebagai krisis besar.
Pernyataan Pedas dari Jepang Memicu Kekhawatiran Baru
Sementara dari Asia, muncul pernyataan mengejutkan dari Perdana Menteri Jepang yang menyebut kondisi fiskal negaranya lebih genting dari Yunani negara yang sempat tenggelam dalam krisis utang parah. Pernyataan ini sontak memicu spekulasi tentang stabilitas pasar obligasi global.
Sebagai salah satu negara pemegang surat utang AS terbanyak, jika Jepang mulai melakukan aksi jual besar-besaran, maka bisa muncul efek domino ke sistem keuangan internasional.
Menurut Lark, “Mereka mungkin tidak akan menggunakan pendekatan pelonggaran kuantitatif konvensional, tapi tetap saja, uang akan kembali membanjiri sistem.”
Sinyal Koreksi, Tapi Bukan Alarm Bahaya
Dari sisi teknikal, grafik pergerakan Bitcoin dan Ethereum mulai menunjukkan tanda-tanda koreksi. Indikator seperti RSI dan MACD mulai mengarah ke bawah sebuah sinyal teknis yang biasa dikenal dengan istilah bearish divergence.
Namun Lark mengingatkan agar investor tidak panik. “Dalam lima minggu terakhir, kita sudah naik 50 persen. Koreksi kecil seperti ini sangat wajar,” katanya, bahkan memproyeksikan Bitcoin bisa turun ke level US$90.000 sebelum kembali melanjutkan tren naik.
AI Tetap Jadi Harapan di Tengah Ketidakpastia
Meski banyak kabar menekan pasar, Lark tetap optimis. Ia menyoroti peran kecerdasan buatan (AI) yang menurutnya masih menjadi katalis utama pertumbuhan pasar. Ia membandingkan tren saat ini dengan era awal internet, mengacu pada pola yang mirip dengan pergerakan Nasdaq pasca peluncuran Netscape dan kemunculan ChatGPT.
“Kalau mengikuti pola ini, kita sekarang seperti berada di fase tahun 1997. Artinya, potensi kenaikan masih sangat besar sebelum gelembung AI benar-benar pecah,” jelasnya.
Ethereum vs Altcoin: Persaingan Ketat di Pasar
Dalam pembahasan lanjutan, Lark juga membandingkan performa Ethereum dengan sejumlah altcoin unggulan seperti Solana, Aptos, dan Sui. Meskipun Ethereum sudah mencetak rebound lebih dari 100 persen dari titik terendahnya, Bitcoin tetap menjadi juara dengan lonjakan hampir 500 persen.
Solana mencatat keunggulan di sektor DEX (decentralized exchange) dengan volume transaksi yang menguasai 85 persen pasar bersama BNB dan Ethereum.
Sementara itu, Sui menunjukkan pertumbuhan cepat dari sisi jumlah stablecoin on-chain, bahkan melampaui Aptos. Namun, grafik harga menunjukkan tekanan masih terasa di beberapa altcoin, yang berarti potensi koreksi belum benar-benar usai.
Investor Institusional Masih Masuk Pasar
Meski pasar dihantui berbagai isu, keyakinan institusi besar terhadap kripto belum luntur. Salah satu buktinya datang dari Basil Medical Group yang mengumumkan niat mereka membeli Bitcoin senilai US$1 miliar.
Menurut Lark, volatilitas seperti ini adalah bagian dari perjalanan. “Kita masih berada di jalur yang sama. Ini bukan soal hari ini, tapi soal jangka panjang,” tutupnya.
.Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Satechain media di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.