Satechainmedia,com- Harga Ethereum (ETH) kembali menjadi sorotan utama di pasar kripto. Di tengah geliat aktivitas stablecoin yang mencetak rekor baru, banyak analis mulai meyakini bahwa Ethereum sedang memasuki fase awal dari potensi lonjakan harga berikutnya.
Dengan semakin luasnya penggunaan aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan meningkatnya efisiensi dari solusi Layer-2, Ethereum seolah bersiap memainkan kembali peran pentingnya sebagai motor utama di balik pergerakan pasar.
Ledakan Transaksi Stablecoin, Pertanda Kuat untuk ETH
Stablecoin kini tak lagi sekadar pelengkap dalam dunia kripto—mereka menjadi tulang punggung layanan DeFi dan secara langsung memengaruhi nilai Ethereum, sebagai jaringan yang menopang sebagian besar aktivitas ini.
Ethereum saat ini menampung ratusan proyek DeFi aktif. Dan dalam satu bulan terakhir saja, lonjakan transaksinya benar-benar luar biasa. Berdasarkan data dari Cryptorank, selama 30 hari terakhir, volume transfer stablecoin di jaringan Ethereum menyentuh angka US$1,18 triliun. Sebagai pembanding, pada Oktober 2024 lalu, nilainya ‘hanya’ mencapai US$556 miliar.

Pencapaian ini menegaskan dominasi Ethereum dibanding pesaingnya seperti Tron, Base, Solana, dan BNB Chain—baik dalam hal volume, keamanan, hingga skalabilitas.
Angka tersebut bukan hanya mencerminkan pertumbuhan teknis, tetapi juga menunjukkan kepercayaan investor yang makin kuat terhadap ETH sebagai aset utama dalam ekosistem blockchain.
Fondasi Kuat di Balik Kebangkitan Ethereum
Namun lonjakan ini tak hanya dipicu oleh stablecoin semata. Kemajuan teknologi Layer-2 seperti Arbitrum dan zkSync telah membawa biaya transaksi Ethereum ke titik yang sangat rendah—hanya sekitar US$0,01 per transaksi.
Kondisi ini membuat Ethereum mampu bersaing dengan blockchain seperti Solana dari sisi efisiensi, namun dengan keunggulan berupa ekosistem DeFi yang jauh lebih matang dan terpercaya.
Biaya transaksi yang rendah membuka jalan bagi munculnya lebih banyak dApps berbasis stablecoin dari protokol pinjaman, bursa terdesentralisasi (DEX), hingga platform penghasil imbal hasil (yield farming).
Tak hanya itu, penurunan jumlah ETH yang tersimpan di bursa juga jadi sinyal penting. Banyak investor kini lebih memilih menyimpan atau mengunci ETH mereka dalam staking, alih-alih menjualnya yang merupakan indikasi kuat adanya ekspektasi kenaikan harga.
Target Baru: ETH Menuju US$5.000?
Dengan semua sinyal fundamental yang menguat, analis seperti CryptoELITES memproyeksikan harga Ethereum berpeluang menembus US$5.000 pada bulan Mei 2025.

Lonjakan aktivitas jaringan, pergerakan whale, dan momentum adopsi stablecoin menjadi katalis utama dari proyeksi ini. Namun faktor yang paling dinanti tentu adalah Pectra Upgrade pembaruan besar yang dijadwalkan meluncur pada 7 Mei 2025.
Setelah sukses diuji di testnet Holesky dan Hoodi, upgrade ini diharapkan bisa meningkatkan performa jaringan secara signifikan, sekaligus memperkuat posisi Ethereum di kancah global blockchain.
Dengan pasokan ETH di bursa yang terus berkurang, adopsi Layer-2 yang kian luas, dan dukungan stablecoin yang makin masif, Ethereum berada dalam posisi strategis untuk memimpin reli pasar berikutnya tentu dengan catatan bahwa sentimen pasar tetap mendukung.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Satechain media di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.