Satechainmedia.com- Harga Bitcoin baru saja tembus ke langit dengan rekor fantastis: US$111.000 atau setara Rp1,8 miliar. Di tengah lonjakan spektakuler ini, satu pertanyaan besar muncul apakah para pemilik besar memilih bertahan, atau justru bersiap mengambil untung?
Kamis, 22 Mei 2025, menjadi saksi sejarah ketika Bitcoin tembus rekor tertingginya sepanjang masa. Momen ini tentu menggoda banyak investor lama untuk mulai mengamankan sebagian keuntungan mereka. Namun, menurut analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, keputusan itu tak bisa diambil gegabah.
“Ini momen emas untuk mempertimbangkan realisasi sebagian cuan, apalagi jika target investasi pribadi sudah tercapai. Tapi, jangan buru-buru keluar sepenuhnya dari pasar. Risiko bisa datang dari mana saja,” ujar Fyqieh dalam rilis resminya.
Pasar Bersemangat Bitcoin Tembus ATH, Tapi Ada Tanda-Tanda Waspada
Indeks Crypto Fear & Greed saat ini melonjak ke angka 73, mencerminkan gairah beli yang tinggi. Tapi sejarah mengajarkan, ketika pasar terlalu ‘rakus’, koreksi bisa datang sewaktu-waktu. RSI pun menunjukkan angka 76,07 sudah masuk kategori jenuh beli, meski tren secara umum masih mendaki.
Fyqieh menambahkan, likuidasi besar-besaran dari posisi short—senilai US$451 juta dalam sehari—menunjukkan banyak trader mengambil langkah yang keliru. Namun, selama BTC mampu bertahan di atas US$109.000, kekuatan pasar spot masih terjaga.
Di sisi lain, aksi jual dari pemilik lama masih minim. Data on-chain mencatat lebih dari 8.500 BTC milik investor berpengalaman (dengan masa simpan 3–5 tahun) berpindah ke cold wallet, bukan ke bursa. Artinya, aset ini belum akan dilempar ke pasar dalam waktu dekat—sebuah sinyal bahwa tekanan jual masih belum mencolok, meski potensi volatilitas ke depan tetap harus diwaspadai.
Faktor Global dan Dorongan Institusi Buat Bitcoin Tembus ATH
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS untuk tenor 20 tahun yang menyentuh 5,047% juga ikut mengarahkan dana ke aset alternatif seperti Bitcoin. Tapi, di balik peluang itu, ada ketidakpastian kebijakan suku bunga yang berpotensi menggoyang pasar.
Sementara itu, arus besar dari institusi terus mengalir. Dana masuk ke ETF Bitcoin spot pada 21 Mei saja mencapai US$667 juta, didominasi oleh iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock yang kini menggenggam lebih dari 625.000 BTC. Ditambah dengan perkembangan regulasi stablecoin melalui RUU GENIUS Act, sinyal positif terus menguat.
MicroStrategy juga ikut mengerek tekanan beli lewat pembelian 13.390 BTC senilai US$1,34 miliar. Imbasnya, cadangan Bitcoin di bursa kian menyusut ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir, mempertegas kelangkaan pasokan di pasar terbuka.
Teknikal Masih Mendukung, Tapi Momentum Bisa Bergeser Cepat
Secara teknikal, BTC masih solid. Harga berada di atas semua rata-rata pergerakan utama, sementara MACD menegaskan tren naik masih dominan. Target resistance terdekat berada di kisaran US$113.335 atau sekitar Rp1,85 miliar.
Meski banyak bicara soal strategi “sell in May and go away”, Fyqieh melihatnya tidak relevan tahun ini. Ia menyoroti korelasi antara peningkatan suplai uang global (M2) dan pergerakan harga Bitcoin. Dalam 12 tahun terakhir, bulan Mei justru memberi rata-rata imbal hasil positif sebesar 7,9%.
“Aliran dana ke ETF, ditambah tren makro, membuat bulan ini terlihat lebih sebagai peluang akumulasi ketimbang ancaman koreksi,” ungkapnya.
Saatnya Realisasi Cuan? Mungkin. Tapi Tetap Waspada.
Walaupun indikator makro dan teknikal mendukung tren naik, peluang untuk mengambil sebagian keuntungan tetap terbuka. Pasar kripto terkenal dengan pergerakan mendadak. Ketika antusiasme tinggi, sentimen bisa berubah dalam hitungan jam.
Prediksi Gila Harga Bitcoin tembus US$500.000 hingga US$1 Juta?
Lonjakan Bitcoin hingga menembus US$111.000 bukan terjadi begitu saja. Dukungan besar dari institusi menjadi bahan bakar utamanya. Sehari sebelumnya, data SoSoValue mencatat ETF Bitcoin spot mengantongi aliran dana masuk hingga US$608,99 juta.
Firma riset Presto Research menyebut reli ini baru langkah awal. Mereka tetap pada proyeksi harga US$210.000 di 2025 prediksi yang pertama kali muncul sejak akhir 2024.
Jeff Mei, COO BTSE, menyebut gelombang partisipasi institusional belum akan surut. Ia mencatat bahwa kontrak opsi di Deribit dengan harga eksekusi US$110.000, US$120.000, hingga US$300.000 masih aktif hingga Juni. Ini mengindikasikan keyakinan pasar akan kenaikan lanjutan.

Namun, ada peringatan dari Santiment. Lonjakan komentar positif di media sosial seringkali menjadi pertanda koreksi jangka pendek.
HTX Research juga melihat kondisi saat ini sebagai “euforia tenang”, dengan potensi Bitcoin menguji level US$115.000 dalam 30–45 hari ke depan.
Prediksi Melambung Tinggi Mana yang Paling Masuk Akal?
Ramalan harga Bitcoin kian liar. Peter Brandt, sosok legendaris di kalangan trader, memproyeksikan BTC bisa mencapai US$130.000–US$150.000 di kuartal ketiga 2025. Ia merujuk pada pola historis pasca-halving yang konsisten mendorong harga naik.
Sementara itu, prediksi super optimistis datang dari Deepseek AI yang menyebut angka US$500.000 sebagai skenario kemungkinan, dengan catatan ekstrem seperti hiperinflasi dolar dan adopsi Bitcoin sebagai cadangan devisa nasional AS.
Tak kalah berani, Samson Mow CEO JAN3 meyakini BTC bisa menyentuh US$1 juta sebelum 2025 berakhir. Menurutnya, lonjakan adopsi negara dan inovasi seperti obligasi kripto adalah katalis utama.
Kesimpulan: Euforia Tinggi, Tapi Jangan Abaikan Risiko
Di balik semua prediksi fantastis itu, realitas tetap membumi. Harga Bitcoin memang berpeluang besar untuk terus melambung, tapi risiko volatilitas tetap mengintai.
Kombinasi ETF, likuiditas stablecoin, dan kebijakan makroekonomi termasuk suku bunga The Fed dan ketegangan geopolitik semuanya akan mempengaruhi arah Bitcoin ke depan.
Mayoritas analis melihat zona US$120.000–US$150.000 sebagai target yang realistis menjelang akhir 2025. Tapi dengan begitu banyak variabel yang bergerak, pasar kripto tetap bukan tempat bagi yang mudah panik.
2025 bisa menjadi tahun paling menentukan dalam sejarah Bitcoin. Apakah kita akan melihat rekor baru atau justru koreksi besar? Waktu dan pasar yang akan menjawab.
.Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Satechain media di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.