Satechainmedia.com- Aset Bitcoin telah mengalami transformasi besar dalam satu dekade terakhir. Dulu dianggap sebagai instrumen berisiko tinggi dan hanya dilirik oleh segelintir penggemar kripto, kini Bitcoin mulai menempati posisi penting dalam strategi keuangan institusi besar.
Hal ini disoroti oleh investor kawakan dan pendiri Morgan Creek Digital, Anthony Pompliano, dalam sebuah diskusi terbaru di kanal YouTube miliknya. Ia menjelaskan bagaimana Bitcoin telah beralih dari aset pinggiran menjadi bagian dari perencanaan investasi jangka panjang oleh perusahaan publik dan pelaku pasar profesional.
“Dulu hanya komunitas hardcore yang percaya pada Bitcoin. Sekarang politisi, pelaku industri, hingga institusi keuangan global mulai menyadari potensinya,” ujar Pompliano.
Pernyataan ini mengacu pada perhelatan konferensi Bitcoin di Las Vegas yang dihadiri lebih dari 30.000 peserta sebuah angka signifikan yang mencerminkan peningkatan minat dan legitimasi terhadap aset digital ini.
Harga Aset Bitcoin Jadi Alat Promosi Paling Efektif
Menurut Pompliano, Bitcoin tidak membutuhkan departemen pemasaran. Kenaikan harga dan pemberitaan media yang masif sudah cukup menjadi pendorong utama popularitas dan adopsinya.
“Saat harga naik, pemiliknya bicara, media meliput, institusi ikut tertarik. Inilah siklus alami yang terus memperkuat adopsi,” tambahnya.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa volatilitas pasar tetap menjadi tantangan, terutama bagi investor pemula yang rentan panik ketika terjadi koreksi harga.
Langkah Strategis Perusahaan: DJT Borong Bitcoin US$2,5 Miliar
Salah satu langkah mengejutkan datang dari entitas bisnis yang dikaitkan dengan Donald Trump, DJT, yang dilaporkan mengakumulasi Bitcoin senilai US$2,5 miliar. Pompliano menilai langkah ini sebagai strategi cerdas dalam memanfaatkan nilai saham yang tinggi untuk mengamankan aset lindung nilai yang kuat.
“Kalau kamu punya aset premium, wajar jika digunakan untuk memperbesar kekuatan portofolio jangka panjang,” jelasnya.
Ia juga mengamati bahwa semakin banyak perusahaan besar mulai melirik Bitcoin bukan karena tren, tapi karena performa historisnya yang mengungguli banyak instrumen lain.
Risiko Tetap Ada: Disiplin Investasi Menjadi Kunci
Meski prospeknya menjanjikan, Pompliano menekankan bahwa pasar kripto tetap memiliki risiko tinggi. Ia mengibaratkan penggunaan utang (leverage) di pasar ini seperti menapaki ladang ranjau: satu langkah salah bisa berakibat fatal.
“Siklusnya selalu sama: harga naik, banyak masuk, harga jatuh, lalu banyak yang hengkang. Yang bertahan hanya mereka yang benar-benar paham apa yang mereka miliki,” ujarnya.
Inflasi Mengintai: Bitcoin Jadi Pelindung Nilai?
Pompliano juga mengangkat isu kebijakan fiskal Amerika Serikat yang mulai kembali mencetak uang sebagai solusi pertumbuhan ekonomi. Ia menyebut inflasi sebagai konsekuensi logis dari pendekatan ini.
“Kalau politisi bicara pertumbuhan tanpa pengurangan pengeluaran, satu-satunya jalan adalah cetak uang. Dan itu berarti inflasi,” jelasnya, sembari mengutip ekonom Milton Friedman.
Kesimpulan: Pemahaman Adalah Kunci Investasi
Sebagai penutup, Pompliano menegaskan pentingnya pemahaman mendalam sebelum terjun ke dalam investasi kripto. Ia mendorong pendekatan disiplin seperti dollar cost averaging (DCA) serta kemampuan untuk menjelaskan secara logis alasan pembelian aset.
“Harga bisa menarik perhatian, tapi yang membuatmu tetap bertahan adalah pemahaman,” tegasnya.
Bitcoin tidak lagi sekadar eksperimen digital. Ia telah menjelma menjadi bagian dari percakapan serius di ruang rapat perusahaan dan strategi kekayaan jangka panjang bukan untuk penantang arus, tetapi untuk mereka yang ingin memahami dan memanfaatkan masa depan ekonomi digital.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Satechain media di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang