Satechainmedia.com- Drama panjang antara bursa kripto Gemini dan regulator Amerika Serikat kembali mencuat ke permukaan. Meski awal tahun ini Gemini telah menyetujui penyelesaian denda sebesar US$5 juta atas kasus yang dilayangkan Commodity Futures Trading Commission (CFTC), langkah damai itu ternyata bukan akhir dari cerita. Justru sebaliknya Gemini kini balik menyerang.
Melalui pengaduan resmi terbaru, Gemini menuding CFTC telah menggunakan strategi “lawfare” atau perang hukum yakni pemanfaatan proses legal sebagai alat tekanan sistematis terhadap entitas yang dianggap mengganggu kepentingan institusional.
Frustrasi yang Memuncak: Gemini Merasa Dipermainkan Selama Bertahun-Tahun
Informasi ini pertama kali diangkat oleh Eleanor Terrett, jurnalis Crypto America. Ia menyebutkan bahwa tudingan mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap cara regulator memperlakukan mereka selama hampir satu dekade.
Akar masalah ini bisa ditelusuri kembali ke tahun 2022, saat CFTC menuding Gemini menyampaikan informasi yang tidak akurat terkait kontrak futures Bitcoin yang mereka ajukan. Regulator mempertanyakan apakah produk tersebut rawan manipulasi harga, dan apakah Gemini telah memberikan penilaian objektif saat pengajuan dilakukan.
Proses hukum yang berjalan sejak saat itu akhirnya berujung pada penyelesaian finansial. Tapi ternyata, bagi Gemini, ini bukan sekadar soal denda melainkan tentang integritas dan perlakuan hukum yang mereka anggap menyimpang.
Gemini Bongkar Praktik Lama CFTC: Saksi Lama, Tuduhan Baru
Dalam laporan pengaduan tersebut, Gemini bahkan menyebut bahwa CFTC menggunakan pernyataan dari mantan pegawai yang sudah tidak relevan, bahkan terbantahkan oleh sumber lain. Tuduhan ini membuka ruang pertanyaan: Apakah regulator sengaja memperpanjang konflik? Apakah ada motif tersembunyi di balik proses hukum selama tujuh tahun terakhir?
Gemini merasa telah dijadikan target kampanye yang berlebihan. Ibaratnya, setelah menyelesaikan perkara dan membayar denda, mereka justru merasa perlu menggali kembali apa yang terjadi di balik layar—karena ada ketidakberesan yang tak bisa lagi diabaikan.
Perlawanan Terbuka terhadap Pola Penegakan Regulasi AS
Langkah Gemini ini bukan hanya soal pembelaan diri. Ini adalah sinyal bahwa pelaku industri kripto mulai berani angkat suara. Tak sedikit perusahaan lain yang mengalami nasib serupa: diperiksa tanpa henti, diseret ke ranah hukum, dan akhirnya memilih “menyerah” lewat pembayaran denda—meski tak pernah terbukti melakukan penipuan eksplisit.
Fenomena ini memperkuat kesan bahwa berhadapan dengan regulator di AS ibarat bertanding di papan catur yang tidak rata. Selalu ada beban berat di satu sisi.
Riak yang Bisa Menjadi Gelombang
Tuduhan “perang hukum” ini bisa menjadi titik awal diskusi nasional tentang pendekatan regulator terhadap industri kripto. Jika suara Gemini sampai ke telinga Kongres atau lembaga pengawas internal, bisa jadi akan ada penyelidikan ulang terhadap praktik CFTC selama ini.
Langkah ini juga bisa memicu pelaku industri lainnya yang selama ini memilih diam untuk ikut bicara—terutama mereka yang ingin perubahan tetapi takut konsekuensi regulasi.
Meski belum ada tanggapan resmi dari pihak CFTC, diamnya institusi ini justru memberi ruang bagi narasi Gemini untuk berkembang dan memengaruhi opini publik.
Saat Regulasi Bertemu Inovasi, Siapa yang Akan Menang?
Kasus ini muncul di saat perhatian terhadap pengawasan aset digital makin menguat di AS. Beberapa anggota Kongres mulai mempertimbangkan pendekatan baru yang bisa menjembatani kepentingan perlindungan investor dengan ruang bagi inovasi tumbuh.
Apakah gugatan Gemini akan mempercepat reformasi regulasi? Belum bisa dipastikan. Namun yang jelas, mereka telah melempar batu besar ke permukaan air yang sebelumnya tampak tenang dan riaknya mulai terasa di seluruh industri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Satechain media di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.