Indonesia Website Awards
Satechain Media

Bitcoin, Emas, dan Perak: Senjata Robert Kiyosaki Hadapi Krisis Ekonomi Global

SHARE

Satechainmedia.com- Di tengah kabut ketidakpastian ekonomi global yang semakin tebal, Robert Kiyosaki kembali tampil di garis depan dengan pernyataan yang menggugah. Sosok di balik buku fenomenal Rich Dad Poor Dad ini memprediksi bahwa badai keuangan berikutnya akan jauh lebih dahsyat dibanding krisis-krisis sebelumnya.

Namun kali ini, ia menyebut bahwa yang mungkin tumbang bukan lagi para pemain Wall Street, melainkan institusi yang selama ini dianggap sebagai benteng terakhir: bank sentral.

Menurut Kiyosaki, sistem yang menopang ekonomi global selama ini perlahan retak dari dalam. Ia mengangkat keresahan sahabatnya, ekonom Jim Rickards, tentang meledaknya utang mahasiswa di Amerika Serikat yang kini telah melewati angka 1,6 triliun dolar.

Beban ini dinilai bisa menjadi pemicu utama keruntuhan finansial yang berikutnya. Dan ketika lembaga-lembaga keuangan besar tak lagi bisa menolong, siapa yang akan menyelamatkan para penyelamat?

Robert Kiyosaki Pola Krisis yang Terulang, Solusi yang Tak Pernah Tuntas

Sejarah mencatat pola berulang: saat satu sektor jatuh, sektor lain datang sebagai penolong. Tahun 1998, komunitas finansial Wall Street bahu membahu menolong hedge fund LTCM. Lalu, tahun 2008, giliran bank sentral yang menyelamatkan lembaga keuangan besar. Namun kini, jika bank sentral sendiri yang terancam kolaps, siapa yang akan jadi tameng?

Kiyosaki menilai akar masalah ini berawal sejak tahun 1971 ketika Presiden Nixon melepas keterkaitan dolar AS dengan emas. Sejak itu, uang fiat kehilangan nilai riilnya karena bisa dicetak dalam jumlah tak terbatas oleh bank sentral. Akibatnya, nilai tukar merosot perlahan, mengikis daya beli masyarakat secara diam-diam.

Kini, dengan inflasi yang terus melonjak, utang rumah tangga lewat kartu kredit yang kian menggunung, dan defisit anggaran pemerintah yang tak terkendali, Kiyosaki menegaskan bahwa ekonomi AS tengah berada di ambang jurang. Ia pun menyoroti pasar kerja yang mulai lesu sebagai penanda tambahan bahwa sistem ini mulai melemah.

Bitcoin: Simbol Aset Masa Depan yang Tak Terkendali Sistem

Dalam lanskap ekonomi yang rapuh ini, Kiyosaki tidak menyarankan masyarakat menaruh harapan pada mata uang fiat seperti dolar AS. Ia bahkan menyebut bahwa menyimpan uang dalam bentuk tabungan tradisional justru akan merugikan dalam jangka panjang karena tergerus inflasi.

Sebagai alternatif, ia merekomendasikan tiga aset utama: emas, perak, dan Bitcoin. Ketiganya dipandang sebagai instrumen pelindung nilai yang tahan terhadap manipulasi dan kebijakan moneter berlebihan. Khusus Bitcoin, ia melihatnya sebagai bentuk “uang sehat” yang memiliki keterbatasan pasokan dan tidak bisa dicetak sesuka hati. Inilah karakteristik yang menurutnya menjadikan Bitcoin layak dipertahankan di tengah gejolak ekonomi.

Prinsip ekonomi klasik Gresham’s Law juga ia jadikan pijakan—bahwa uang buruk akan mengusir uang baik. Dalam konteks saat ini, uang fiat dianggap sebagai “uang buruk,” sementara Bitcoin muncul sebagai representasi “uang baik” yang bernilai dan langka.

Jangan Menunggu Diselamatkan, Selamatkan Dirimu Sendiri

Daripada mengandalkan lembaga besar yang belum tentu mampu bertahan, Kiyosaki mendorong publik untuk mulai menyelamatkan diri secara mandiri. Baginya, cara paling logis adalah menyimpan emas, perak, dan Bitcoin dalam bentuk fisik yang nyata, bukan dalam bentuk derivatif atau produk investasi berbasis kertas seperti ETF.

Langkah ini bukan soal mencari keuntungan instan, tapi tentang membangun pertahanan pribadi terhadap kemungkinan keruntuhan sistem keuangan. Kiyosaki sendiri telah memiliki 73 keping Bitcoin dan menargetkan hingga 100 BTC sebagai bagian dari strategi perlindungan dirinya.

Ia percaya, bila prediksi Jim Rickards soal krisis yang dipicu utang pelajar benar terjadi, maka waktu untuk bersiap semakin menipis. Bukan soal menunggu datangnya bantuan, tapi tentang kesiapan menghadapi badai dengan pelampung milik sendiri.

Robert Kiyosaki : Bukan Lagi Teori, Tapi Aksi Nyata

Pesan Kiyosaki jelas: saat krisis datang, tak ada gunanya bergantung pada institusi yang juga tengah goyah. Jika rumah mulai terbakar, menunggu petugas pemadam bisa berujung fatal. Tapi jika kamu sudah punya alat pemadam sendiri, peluang untuk selamat jauh lebih besar.

Dan menurutnya, “alat penyelamat” itu adalah logam mulia dan aset digital seperti Bitcoin.

Dengan rekam jejak lebih dari dua dekade dalam menyuarakan peringatan finansial, Kiyosaki tetap konsisten menyuarakan narasi anti-mainstream tentang cara menghadapi masa depan ekonomi. Mungkin kita tidak bisa mencegah badai, tapi kita bisa memilih untuk bersiap—bukan dengan kepanikan, tapi dengan strategi.


.Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Satechain media di Google News. Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Privacy Overview

satechainmedia.com menggunakan Cookie untuk memastikan pengalaman terbaik bagi Anda .